ONESHINEEDU, JAKARTA - Tantrum adalah kondisi saat seorang anak menunjukkan ledakan kemarahan dan frustrasi yang tidak terkendali.
Tantrum dapat melibatkan teriakan, tendangan, ataupun berguling-guling di lantai.
Tantrum bisa datang dalam berbagai bentuk, sehingga setiap anak bisa jadi mengalami tantrum yang berbeda.
Orang tua bisa jadi melihat anak berteriak histeris, memukul-mukul, menahan napas, muntah, dan memecahkan barang.
Bahkan melukai diri sendiri atau orang lain, atau bahkan melengkungkan punggung sebagai ekspresi emosi, dan lain-lain.
Anak-anak bisa mengalami tantrum saat belajar karena berbagai alasan.
Berikut adalah beberapa penyebab umumnya melansir dari berbagai sumber, Rabu (17/7/2024):
Frustrasi
Anak-anak mungkin merasa frustrasi ketika mereka tidak memahami materi pelajaran atau merasa sulit untuk menyelesaikan tugas.
Frustrasi ini bisa menyebabkan mereka kehilangan kesabaran dan mengalami tantrum.
Tuntutan yang Berlebihan
Tuntutan yang terlalu tinggi dari orang tua atau guru bisa menyebabkan tekanan pada anak.
Ketika mereka merasa tidak mampu memenuhi harapan tersebut, mereka bisa mengalami tantrum sebagai bentuk penolakan atau kelelahan.
Kurangnya Minat atau Motivasi
Jika anak tidak tertarik pada mata pelajaran atau tidak termotivasi untuk belajar, mereka mungkin menunjukkan perilaku tantrum sebagai cara untuk menghindari kegiatan tersebut.
Kelelahan
Kelelahan fisik dan mental bisa membuat anak lebih rentan terhadap tantrum.
Terlalu banyak kegiatan atau kurang istirahat bisa menyebabkan anak menjadi mudah marah saat belajar.
Gangguan Konsentrasi
Anak-anak dengan gangguan konsentrasi seperti ADHD mungkin mengalami kesulitan untuk fokus dalam waktu lama.
Ketika mereka merasa kesulitan untuk tetap fokus, mereka bisa menjadi frustrasi dan mengalami tantrum.
Lingkungan Belajar yang Tidak Mendukung
Lingkungan belajar yang bising, tidak nyaman, atau penuh gangguan bisa membuat anak merasa tidak nyaman dan cemas, yang bisa memicu tantrum.
Kesulitan Emosional
Anak-anak yang mengalami kesulitan emosional, seperti kecemasan atau depresi, mungkin menunjukkan perilaku tantrum sebagai bentuk ekspresi ketidaknyamanan mereka.
Kurangnya Dukungan atau Bimbingan
Anak-anak yang tidak mendapatkan cukup dukungan atau bimbingan saat belajar mungkin merasa tertekan dan tidak tahu harus berbuat apa.
Ini bisa menyebabkan mereka merasa putus asa dan mengalami tantrum.
Kesulitan dalam Berkomunikasi
Anak-anak yang memiliki kesulitan dalam berkomunikasi atau mengekspresikan perasaan mereka mungkin menunjukkan perilaku tantrum sebagai cara untuk menyampaikan ketidakpuasan atau kebingungan mereka.
Kebutuhan Dasar yang Tidak Terpenuhi
Kelaparan, haus, atau kebutuhan fisik lainnya yang tidak terpenuhi bisa membuat anak lebih mudah mengalami tantrum.
Untuk membantu mengatasi tantrum saat belajar, penting untuk mengidentifikasi penyebab spesifik yang dialami anak dan menyediakan dukungan yang sesuai.
Seperti memberikan waktu istirahat yang cukup, menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, dan menawarkan bimbingan yang lebih personal.
Kami One Shine Edu siap membimbing anak untuk bisa belajar dengan menyediakan tenaga pengajar yang berkualitas, berkompeten dan berdedikasi.
Hal itu untuk memastikan pemahaman konsep dan peningkatan prestasi siswa.
Untuk informasi lebih lanjut hubungi kami di:
Home: Jalan H Gemin 1, Kp. Cakung, Kelurahan Jatikramat, Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi, Jawa Barat.
Gmail: oneshineeduconsultant@gmail.com
Phone: +6281389851615
TikTok: oneshineedu.id
Instagram: oneshineedu.id
YouTube: OneShine Edu
X: OneShineEdu
(BAS/SEL)