Pemberontakan yang terjadi pada tanggal 7 Agustus 1949 adalah…
A. Pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS)
B. Pemberontakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia
C. Pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI)
D. Pemberontakan APRA (Angkatan Perang Ratu Adil)
Pemberontakan APRA (Angkatan Perang Ratu Adil) yang terjadi pada tanggal 7 Agustus 1949 adalah salah satu peristiwa penting dalam sejarah Indonesia pasca-kemerdekaan. Peristiwa ini terjadi di Bandung, Jawa Barat, dan dipimpin oleh Raymond Westerling, seorang mantan komandan pasukan khusus Belanda (Korps Speciale Troepen).
Latar Belakang
Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, Belanda masih berusaha untuk menguasai kembali wilayah Indonesia melalui berbagai cara, termasuk melalui pendirian negara-negara bagian di bawah Republik Indonesia Serikat (RIS) yang terbentuk setelah Konferensi Meja Bundar (KMB) pada Desember 1949. RIS adalah bentuk negara federasi yang terdiri dari beberapa negara bagian, termasuk Negara Pasundan di Jawa Barat.
Raymond Westerling, yang sebelumnya terlibat dalam tindakan kekerasan di Sulawesi Selatan pada periode 1946-1947, tidak puas dengan hasil KMB dan keberadaan RIS. Ia menolak pembentukan negara kesatuan Republik Indonesia yang akan menggantikan RIS. Westerling kemudian mendirikan APRA (Angkatan Perang Ratu Adil), sebuah milisi yang bertujuan untuk mempertahankan keberadaan negara-negara bagian seperti Negara Pasundan dan menentang integrasi seluruh kekuatan militer di bawah Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Pemberontakan
Pada 7 Agustus 1949, Westerling melancarkan serangan di Bandung dengan menggunakan pasukan APRA. Serangan ini dirancang untuk menunjukkan kekuatan APRA dan menuntut agar Negara Pasundan tetap berdiri sebagai bagian dari RIS. Serangan tersebut diarahkan ke markas TNI di Bandung, dengan tujuan menguasai kota dan menimbulkan keresahan di antara penduduk.
Namun, serangan ini tidak berlangsung lama dan hanya berhasil menimbulkan kerusakan serta beberapa korban jiwa di pihak TNI dan warga sipil. Pemberontakan ini dengan cepat berhasil diatasi oleh pasukan TNI dan pemerintah RIS. Kegagalan pemberontakan ini menyebabkan Westerling melarikan diri ke Singapura dan kemudian ke Eropa, sementara sisa-sisa pasukan APRA dibubarkan atau ditangkap oleh pemerintah Indonesia.
Dampak dan Konsekuensi
Pemberontakan APRA menunjukkan adanya ketegangan dan konflik yang masih berlangsung antara kelompok-kelompok pro-Belanda dan nasionalis Indonesia pada masa awal kemerdekaan. Meskipun pemberontakan ini gagal, peristiwa ini memperkuat tekad pemerintah Indonesia untuk memperkuat TNI dan mengintegrasikan seluruh wilayah Indonesia di bawah pemerintahan pusat yang kuat.
Pemberontakan ini juga menyoroti kompleksitas politik Indonesia pada masa itu, dengan berbagai kepentingan yang saling bertentangan baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Setelah kejadian ini, integrasi wilayah Indonesia semakin diperkuat, dan RIS akhirnya dibubarkan pada tahun 1950, digantikan oleh Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Jawaban dari Pertanyaan
D. Pemberontakan APRA (Angkatan Perang Ratu Adil)