Siapakah yang memiliki kedudukan setelah Allah dan Rasul-Nya menurut ajaran Agama Islam?
A. Orang tua
B. Guru
C. Malaikat
D. Teman
Di dalam ajaran agama Islam, seorang anak harus diajarkan tentang cara berbakti kepada orang tua, yang dalam bahasa agama seringkali disebut sebagai birrul walidain. Berbakti kepada orang tua di dalam agama Islam merupakan bagian dari etika Islam yang menunjukkan sikap birrul walidain. Birru aabaa akum tabirru abnaa akum (berbaktilah kepada kedua orang tuamu niscaya kamu akan dibaktiin oleh anak-anakmu).
Menurut Al-atsari (2007) makna berbakti adalah menaati kedua orang tua dengan melakukan semua apa yang mereka perintahkan selama hal tersebut tidak bermaksiat kapada Allah. Sedangkan menurut Ahmad Izzudin al-Buyunni berbakti adalah berbuat baik kepada keduanya, melaksanakan hak-hak keduanya, selalu menaati keduanya dalam hal yang bukan merupakan pendurhakaan kepada Allah, menjauhi segala hal yang mengecewakan keduanya dan melakukan perbuatan yang diridhainya.
Berbakti kepada kedua orang tua adalah suatu amalan yang paling utama dan tinggi setelah beriman kepada Allah. Di dalam Al-Qur’an ayat tentang perintah berbakti kepada kedua orang tua banyak disandingkan setelah perintah untuk beribadah kepada Allah dan tidak menyekutukan-Nya. Allah berfirman:
وَٱعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا۟ بِهِۦ شَيْـًٔا ۖ وَبِٱلْوَٰلِدَيْنِ إِحْسَٰنًا…
’’Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, …(QS An-Nisa/4: 36)
Dari pengertian tersebut menggambarkan bagaimana penting berbakti kepada orang tua agar Allah ridha dengan hidup sang anak di dunia.
Hukum Berbakti
Banyak fenomena tentang seorang anak yang bersikap kasar kepada orang tuanya. Bahkan seringkali anak-anak zaman sekarang membantah orang tuanya sendiri. Ini terjadi salah satu penyebabnya adalah ketidaktahuan tentang hukum berbakti kepada orang tua. Adapun dasar kewajiban berbakti kepada orang tua adalah
وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا ۚ إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِندَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُل لَّهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا
Artinya: “Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik.” (QS al-Isra’: 23)
Di ayat lain juga disebutkan: Surat Luqman Ayat 14; Surat Al-Isra/17 Ayat 23 dan 24; Surat An-Nisa/4: 36.
Hadits Abdullah ibnu Umar tentang ridha Allah terletak pada ridha orang tua.
عَنْ عَبْد الله بن عَمْرٍو رضي الله عنهما قال قال رسولُ الله صلى الله عليه وسلم: رِضَى اللهُ فى رِضَى الوَالِدَيْنِ و سخط الله فى سخط الوَالِدَيْنِ ( اخرجه الترمذي وصححه ابن حبان والحاكم(
Artinya: ’’Dari Abdullah bin ‘Amr bin Ash radliyallahu ‘anhu ia berkata, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam telah bersabda:“ Keridhaaan Allah itu terletak pada keridhaan orang tua, dan murka Allah itu terletak pada murka orang tua.” (HR At-Tirmidzi) (Hadits ini dinilai shahih oleh Ibnu Hibban dan Al-Hakim)
Cara Berbakti kepada Orang Tua
Setelah mengetahui pengertian tentang berbakti kepada orang tua dan mengetahui hukum berbakti kepada orang tua, ada baiknya mengetahui bagaimana cara berbakti kepada orang tua. Ini agar tidak salah berbuat dan memahami sehingga orang tua senang, Allah ridha dan mendapatkan kebaikan-kebaikan yang menjadikan hidup lebih nikmat dan selamat. Cara berbakti yang baik antara lain:
- Menaati keduanya selama tidak mendurhakai Allah
وَإِن جَٰهَدَاكَ عَلَىٰٓ أَن تُشْرِكَ بِى مَا لَيْسَ لَكَ بِهِۦ عِلْمٌ فَلَا تُطِعْهُمَا ۖ
“Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya…”(QS Luqman: 15)
- Berbakti dan merendahkan diri di hadapan kedua orang tua
وَوَصَّيْنَا الْاِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ اِحْسَانًا ۗ
“Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada kedua orang tuanya…” (QS Al-Ahqaf: 15)
“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang tua…” (QS An-Nisa’: 36)
- Mendoakan dan memohonkan ampunan untuk keduanya
Rasulullah bersabda:
إِنَّ الرَّجُلَ لَتُرْفَعُ دَرَجَتُهُ فِي الْجَنَّةِ فَيَقُولُ انّى لِيْ هَذَا فَيُقَالُ بِاسْتِغْفَارِ وَلَدِكَ لَكَ
’’Sesungguhnya ada seseorang yang diangkat kedudukannya di surga kelak. Ia pun bertanya, “Bagaimana hal ini?” Maka dijawab: “ini karena permohonan ampunan anakmu untukmu. (HR Ibnu Majah)
- Jagalah kehormatan mereka
Dari Abdullah bin Umar radhiallahu’anhuma, Nabi shallallahu’alaihi wasallam bersabda:
إِنَّ اللَّهَ حَرَّمَ عَلَيْكُمْ دِمَاءَكُمْ وَأَمْوَالَكُمْ وَأَعْرَاضَكُمْ كَحُرْمَةِ يَوْمِكُمْ هَذَا ، فِي شَهْرِكُمْ هَذَا، فِي بَلَدِكُمْ هَذَا
“Sesungguhnya Allah telah mengharamkan atas sesama kalian darah kalian (untuk ditumpahkan) dan harta kalian (untuk dirampas) dan kehormatan (untuk dirusak). Sebagaimana haramnya hari ini, haramnya bulan ini dan haramnya negeri ini.” (HR Bukhari)
- Bersedekah atas nama kedua orang tua, termasuk wakaf dan amal jariyah
Dari Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma, bahwa ibunya Sa’d bin Ubadah meninggal dunia, ketika Sa’d tidak ada di rumah. Sa’d berkata:
يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ أُمِّي تُوُفِّيَتْ وَأَنَا غَائِبٌ عَنْهَا، أَيَنْفَعُهَا شَيْءٌ إِنْ تَصَدَّقْتُ بِهِ عَنْهَا؟ قَالَ: نَعَمْ
“Wahai Rasulullah, ibuku meninggal dan ketika itu aku tidak hadir. Apakah dia mendapat aliran pahala jika aku bersedekah harta atas nama beliau?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Ya.” (HR al-Bukhari)
- Merawat orang tua di usia senja
Ketika orang tua berada di usia senja, umumnya memerlukan perhatian lebih karena kondisi mereka sudah tidak sesehat di masa muda. Untuk itu, sudah sewajarnya jika anak merawat orang tuanya, sebagaimana sang anak dirawat orangtua sejak kecil.
رَغِمَ أَنْف، ثُمَّ رَغِمَ أَنْف، ثُمَّ رَغِمَ أَنْف مَنْ أَدْرَكَ أَبَوَيْهِ عِنْدَ الكِبَرِ، أَحَدُ هُمَا أَوكِلَيْهِمَا، فَلَمْ يَدْخُلِ الْجَنَّةَ
“Celaka, sekali lagi celaka, dan sekali lagi celaka orang yang mendapatkan kedua orang tuanya berusia lanjut, salah satunya atau keduanya, tetapi (dengan itu) dia tidak masuk surga.” (HR Muslim 2551, Ahmad 2:254, 346)
- Menyambung silaturahmi dengan kerabat orang tua, memuliakan teman, dan orang-orang yang dulu dicintai kedua orang tua.
إِنَّ أَبَرَّ الْبِرِّ صِلَةُ الْوَلَدِ أَهْلَ وُدِّ أَبِيهِ
“Sesungguhnya sebaik-baik bentuk berbakti adalah seseorang menyambung hubungan dengan keluarga dari kenalan baik ayahnya.” (HR Muslim)
- Jangan pelit untuk menafkahi mereka
Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda:
ابْدَأْ بِنَفْسِكَ فَتَصَدَّقْ عَلَيْهَا ، فَإِنْ فضل شَيْءٌ فَلِأَهْلِكَ ، فَإِنْ فضل عَنْ أَهْلِكَ شَيْءٌ فَلِذِي قَرَابَتِكَ
“Mulailah dari dirimu sendiri, engkau beri nafkah dirimu sendiri. Jika ada lebih maka untuk keluargamu. Jika ada lebih maka untuk kerabatmu.” (HR Muslim no 997)
Demikian uraian singkat ini disampaikan, semoga bermanfaat. Amin
Jawaban dari Pertanyaan
A. Orang Tua