Apakah Si Kecil Sudah Cerdas Emosional? Yuk Kepoin Cara Mengukur dan Meningkatkannya!

Halo, Shiners! Pernahkah kita mendengar istilah kecerdasan emosional & EQ? EQ merupakan kemampuan seseorang dalam mengenali, mengevaluasi, mengendalikan dan mengekspresikan emosi dalam dirinya dan orang lain. EQ penting untuk membantu seseorang berkomunikasi, mengatasi situasi, dan mengembangkan pola pikir yang jernih. EQ juga mempengaruhi kehidupan pribadi, sosial dan akademik anak.

Penelitian telah menunjukkan bahwa anak-anak dengan EQ tinggi cenderung berprestasi lebih baik di sekolah, memiliki hubungan sosial yang lebih sehat, dan lebih mudah menghadapi tantangan. EQ juga terkait dengan keterampilan yang dibutuhkan untuk mempelajari bidang atau mata pelajaran tertentu, seperti sejarah dan bahasa. EQ mungkin lebih penting daripada IQ untuk mencapai kesuksesan di masa depan.

Lalu bagaimana cara mengukur dan meningkatkan EQ anak? Apa saja sih jenis-jenis EQ yang perlu kita ketahui? Bagaimana cara mengembangkan EQ anak sejak dini? Simak ulasan lengkapnya di artikel ini

Jenis Kecerdasan Emosional

Menurut psikolog Daniel Goleman, ada lima komponen utama EQ, yaitu:

  1. Kesadaran diri. kemampuan untuk mengenali dan memahami emosi diri sendiri, termasuk penyebab, akibat dan cara mengatasinya. Anak yang memiliki kesadaran diri dapat mengekspresikan perasaannya dengan tepat, mengenali kelebihan dan kekurangannya, serta mendapatkan harga diri yang positif.
  2. Pengendalian diri. kemampuan mengendalikan dan mengatur emosi diri sendiri, terutama emosi negatif, seperti marah, sedih, atau takut. Anak yang memiliki pengendalian diri dapat menenangkan diri, mengelola stres, beradaptasi terhadap perubahan, dan menyelesaikan masalah secara efektif.
  3. Keterampilan sosial. kemampuan untuk berinteraksi secara efektif dengan orang lain, baik secara verbal maupun non-verbal. Anak yang memiliki keterampilan sosial dapat berkomunikasi, bekerja sama, bernegosiasi, menyelesaikan konflik dan menjadi pemimpin yang baik. Anak yang memiliki keterampilan sosial juga mampu menjalin hubungan positif dengan teman, guru, dan keluarga.
  4. Empati. kemampuan untuk memahami dan merasakan perasaan atau emosi orang lain, serta bersikap peduli dan responsif terhadap kebutuhan dan perasaan mereka. Anak yang berempati dapat menunjukkan rasa hormat, toleransi, dan simpati terhadap orang lain, serta menghargai perbedaan dan keragaman.
  5. Motivasi. kemampuan untuk mengembangkan semangat dan antusiasme dalam diri, serta menetapkan dan mencapai tujuan yang positif dan realistis. Anak yang mempunyai motivasi dapat berusaha keras, berani menghadapi tantangan, belajar dari kesalahan, dan meraih prestasi.

Cara Mengukur Kecerdasan Emosional Anak

Untuk mengukur EQ anak, kita bisa menggunakan beberapa cara, seperti:

  1. Amati tingkah laku anak. Kita dapat memperhatikan bagaimana reaksi anak kamu terhadap situasi yang menimbulkan emosi, seperti kegembiraan, kekecewaan atau ketakutan. Bisakah anak mengekspresikan perasaannya dengan tepat? Apakah anak mampu mengendalikan emosinya? Bisakah anak berempati dengan orang lain? Dapatkah anak bekerja sama dan menyelesaikan konflik secara efektif? Apakah anak sangat termotivasi untuk belajar dan berprestasi?
  2. Menggunakan tes atau kuesioner. Kita dapat menggunakan tes atau kuesioner yang dirancang untuk mengukur EQ anak, seperti Bar-On Emotional Quotient Inventory: Youth Version (BarOn EQ-i:YV), Mayer-Salovey-Caruso Emotional Intelligence Test: Youth Version (MSCEIT:YV), atau Emotional and Social Competency Inventory: Youth Version (ESCI:YV). Tes atau kuesioner ini biasanya memuat pertanyaan atau pernyataan yang berkaitan dengan komponen EQ, dan anak diminta untuk menjawab atau menilai sesuatu dengan dirinya. Hasil tes atau kuesioner ini dapat memberikan gambaran mengenai tingkat EQ anak, serta kelebihan dan kekurangan yang perlu diperbaiki atau ditingkatkan.
  3. Mintalah masukan dari orang lain. Kita bisa meminta pendapat dari orang terdekat anak , seperti guru, teman, atau keluarga. Kita bisa menanyakan bagaimana mereka terhadap EQ anak, seperti bagaimana anak berinteraksi, berperilaku, dan berprestasi di sekolah, di rumah, atau lingkungannya. Informasi dari orang lain dapat memberikan perspektif berbeda dan melengkapi pengamatan sendiri.

Cara Meningkatkan Kecerdasan Emosional Anak

Setelah kita mengetahui tingkat EQ anak kita, kita dapat melakukan langkah untuk meningkatkan EQ anak, seperti:

  1. Memberikan kesempatan kepada anak untuk memecahkan masalahnya sendiri. Kamu tidak harus selalu mengintervensi atau menyelesaikan masalah anak, namun biarkan anak kamu mencoba menyelesaikan masalahnya sendiri. Kalian juga bisa mendapatkan menawarkan dukungan, saran, atau bimbingan, namun jangan memberikan solusi langsung. Hal ini dapat membantu anak belajar cara mengatasi emosi negatif, mengelola stres, beradaptasi terhadap perubahan, dan mengambil keputusan yang baik. Kamu juga bisa memberikan pujian, apresiasi atau hadiah jika anak berhasil menyelesaikan masalahnya dengan baik.
  2. Memberikan contoh yang baik. Kita sebagai orang tua adalah panutan bagi anak kamu. Anak akan belajar dan meniru bagaimana bersikap, berperilaku dan bereaksi terhadap situasi yang menimbulkan emosi. Jadi, sebaiknya kamu memberikan contoh yang baik kepada anak dalam hal EQ. Kita harus menunjukkan cara yang tepat untuk mengekspresikan, mengontrol, dan mengatasi emosi kamu. Kita juga harus berkomunikasi, bekerja sama, bernegosiasi, menyelesaikan konflik, dan memimpin dengan baik. Kita juga harus menunjukkan empati, rasa hormat, toleransi, dan simpati terhadap orang lain. Kita juga harus menunjukkan motivasi, semangat dan antusiasme dalam belajar dan berprestasi.
  3. Mendorong anak untuk berinteraksi dengan orang lain. Kita dapat memberikan kesempatan kepada anak untuk berinteraksi dengan orang lain, baik di keluarga, sekolah, atau masyarakat. Kita bisa mengajak anak untuk bermain, belajar, atau beraktivitas bersama teman, keluarga, atau tetangga. Kita juga dapat melibatkan anak dalam kegiatan sosial, seperti mengunjungi panti asuhan, panti jompo, atau rumah sakit. Hal ini dapat membantu anak belajar bagaimana berkomunikasi, menghormati dan bekerja sama dengan orang lain. Anak juga dapat mengembangkan empati, keterampilan sosial, dan kesadaran diri yang lebih baik. Anak juga dapat mengenali dan menghargai perbedaan dan keragaman yang ada di masyarakat.
  4. Bantulah anak mengidentifikasi perasaan mereka sendiri. Kita dapat memperbanyak kosa kata anak yang berhubungan dengan emosi, seperti senang, sedih, marah, takut, khawatir, malu, dan lain-lain. Kita dapat mengajak anak untuk mengenali dan menamai berbagai perasaannya, serta menjelaskan sebab dan akibat yang ditimbulkannya. Kita juga bisa mendiskusikan perasaan yang anak rasakan berkaitan dengan peristiwa yang terjadi sehari-hari, seperti mendapat nilai bagus, bertengkar dengan teman, atau kehilangan mainan. Kita juga dapat menggunakan buku cerita, film, atau lagu untuk membantu anak memahami emosi atau perasaan dari tokoh atau karakter di dalamnya.

Kesimpulan

EQ merupakan kemampuan yang sangat penting untuk dimiliki anak, karena dapat mempengaruhi perkembangan sosial dan akademik anak. EQ juga dapat membantu anak dalam mengembangkan pola pikir yang jernih, positif, dan produktif. EQ terdiri dari lima komponen utama yaitu kesadaran diri, pengendalian diri, keterampilan sosial, empati, dan motivasi. Kita dapat mengukur EQ anak dengan mengamati perilaku anak, menggunakan tes atau kuesioner, atau meminta masukan dari orang lain. Kita juga dapat meningkatkan EQ anak dengan membantu anak mengenali perasaannya sendiri, memberikan kesempatan kepada anak untuk menyelesaikan masalahnya sendiri, memberikan contoh yang baik, dan mendorong anak untuk bersosialisasi dan berinteraksi dengan orang lain.

Setiap jenis kecerdasan emosional saling berkaitan dan mempengaruhi satu sama lain. Oleh karena itu, penting untuk mengembangkan semua jenis kecerdasan emosional ini secara seimbang dan harmonis. Semoga artikel ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat dan menarik untuk kalian, Shiners! Terima kasih telah membaca artikel, dan sampai jumpa di artikel berikutnya!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *