Anak Belajar Calistung Terlalu Dini, Ini Dampaknya!

ONESHINEEDU.COM - Moms and Dads perlu tau soal dampak anak di usia terlalu dini diajarkan untuk belajar membaca, menulis, menghitung (Calistung).

Jadi, Kapan Waktu yang Tepat untuk Mengajarkan Calistung kepada Anak?

Penting untuk memahami bahwa usia yang tepat untuk mulai mengajarkan calistung kepada anak.

Namun, hal itu sangatlah bervariasi karena tergantung pada perkembangan individu anak.

Secara umum, anak-anak mulai siap untuk belajar calistung di usia sekitar 5 hingga 7 tahun, ketika mereka sudah memasuki masa Taman Kanak-Kanak (TK) atau Sekolah Dasar (SD) awal.

Pada usia ini, otak anak mulai lebih matang dalam memahami konsep simbolik, seperti huruf dan angka, serta mampu mengikuti instruksi yang lebih kompleks.

Namun, sebelum mencapai usia tersebut, penting untuk fokus pada keterampilan pra-calistung, seperti:

- Mengenali bentuk, warna, dan suara huruf.

- Mengembangkan kemampuan motorik halus melalui kegiatan seperti menggambar atau menulis coretan.

- Melatih pendengaran untuk fonem-fonem dasar yang membantu dalam kemampuan membaca dan menulis.



Dampak Belajar Calistung di Usia Anak yang Tepat

Lalu, apa dampak positifnya bila mengajarkan Calistung pada usia yang tepat, berikut penjelasanya:

Kesiapan Kognitif

Pada usia 5-7 tahun, anak biasanya memiliki perkembangan kognitif yang lebih baik, sehingga mereka bisa memahami konsep dasar calistung dengan lebih mudah.

Motivasi Belajar yang Tinggi

Anak pada usia ini mulai menunjukkan ketertarikan yang lebih besar pada kegiatan belajar, terutama karena mereka sudah mulai melihat dunia sekelilingnya penuh dengan kata-kata dan angka

Perkembangan Motorik Halus

Anak-anak di usia ini sudah memiliki kontrol motorik halus yang cukup baik, yang penting untuk kegiatan menulis.

Keseimbangan Emosional

Anak-anak di usia TK hingga SD awal mulai lebih stabil secara emosional, sehingga mereka lebih mudah diarahkan dalam kegiatan belajar terstruktur.

Pengembangan Logika

Kemampuan berpikir logis dan memahami urutan mulai berkembang di usia ini, yang sangat penting untuk konsep berhitung.



Dampak Belajar Calistung Terlalu Dini

Sementara beberapa orang tua dan guru mungkin tergoda untuk memperkenalkan calistung pada anak di usia yang sangat dini (di bawah 5 tahun), pendekatan ini memiliki beberapa potensi dampak negatif, antara lain:

Stres dan Tekanan Berlebihan

Anak-anak usia dini lebih banyak belajar melalui bermain. Jika mereka dipaksa untuk belajar calistung terlalu dini, mereka bisa merasa tertekan dan kehilangan minat belajar.

Gangguan Perkembangan Emosi

Pengenalan calistung sebelum kesiapan mental anak bisa menyebabkan rasa frustrasi, menurunkan rasa percaya diri, dan menghambat perkembangan emosional.

Pengabaian Aspek Lain

Belajar terlalu dini dapat membuat anak kehilangan waktu yang seharusnya digunakan untuk mengembangkan keterampilan sosial, motorik kasar, kreativitas, dan eksplorasi lingkungan, yang semuanya sama pentingnya.

Tidak Maksimal

Otak anak pada usia dini belum matang untuk memahami konsep abstrak seperti huruf dan angka. Pengajaran yang terlalu cepat bisa menyebabkan proses belajar tidak efektif, di mana anak mungkin menghafal tanpa memahami esensinya.

Maka kesimpulannya adalah, waktu yang ideal untuk mengajarkan calistung adalah ketika anak berusia sekitar 5-7 tahun, sesuai dengan perkembangan kognitif, motorik, dan emosional mereka.

Keuntungan utamanya anak akan belajar dengan lebih efektif dan bersemangat, sementara terlalu dini mengajarkan calistung dapat berdampak negatif pada kesejahteraan emosional anak serta perkembangan aspek lain yang tak kalah penting.

Penting untuk diingat bahwa setiap anak memiliki perkembangan yang berbeda-beda.

Sehingga fleksibilitas dan pendekatan yang individual diperlukan dalam pendidikan calistung.



Sejarah Calistung

Keterampilan membaca, menulis, dan menghitung (Calistung) ternyata sudah ada sejak abad ke-19.

Diketahui, calistung atau tiga M dalam bahasa Inggris: the three Rs, "Reading, wRiting, dan aRithmetic") adalah tiga keterampilan dasar yang diajarkan di sekolah, yaitu membaca, menulis, dan menghitung.

Ya, calistung adalah keterampilan yang mengacu pada membaca, menulis, dan menghitung.

Ungkapan tersebut tampaknya diciptakan pada awal abad ke-19.

Calistung merupakan suatu proses pembelajaran awal yang bertujuan untuk mengajarkan anak-anak keterampilan membaca, menulis, dan berhitung.

Pada dasarnya, calistung menjadi langkah awal bagi anak-anak untuk memasuki dunia pendidikan formal.

Melalui calistung, anak-anak diajarkan dasar-dasar membaca, menulis, dan berhitung yang akan menjadi dasar penting dalam perkembangan belajar selanjutnya.

Proses ini bertujuan untuk melatih anak-anak agar dapat membaca dan menulis dengan lancar, memahami makna kata-kata, serta menguasai dasar-dasar aritmetika.

Metode pengajaran calistung dapat berbeda-beda tergantung pada pendekatan yang digunakan oleh guru atau lembaga pendidikan.

Beberapa metode yang umum digunakan meliputi metode fonetik, metode serempak, dan metode kombinasi.

Metode fonetik berfokus pada pengenalan bunyi huruf dan pengucapannya.

Metode serempak melibatkan pengajaran langsung untuk membaca dan menulis.

Sedangkan metode kombinasi menggabungkan beberapa pendekatan untuk mencapai hasil yang optimal.

Pengajaran calistung dapat dilakukan melalui berbagai media dan sumber belajar.

Selain menggunakan buku dan tulisan, teknologi digital juga semakin banyak dimanfaatkan dalam pembelajaran calistung.

Program komputer, aplikasi ponsel pintar, dan permainan edukatif adalah contoh-contoh media modern yang dapat digunakan untuk melengkapi pengajaran calistung.

Penting untuk memperhatikan bahwa calistung bukan hanya sekadar menghafal dan menirukan, tetapi juga melibatkan pemahaman dan kreativitas.

Melalui calistung, anak-anak dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis, imajinasi, serta ekspresi diri.

Hal ini penting dalam membantu anak-anak mengembangkan potensi kognitif dan sosial mereka.

Calistung umumnya diajarkan di tingkat pendidikan prasekolah dan awal sekolah dasar.

Namun, prinsip-prinsip dasar calistung dapat diterapkan dan dilatih oleh anak-anak sejak usia dini.

Melalui dukungan dan bimbingan orang tua, anak-anak dapat terbiasa dengan konsep-konsep dasar membaca, menulis, dan berhitung sebelum memasuki pendidikan formal.

Asal dan Makna Calistung

Mengutip Wikipedia, Keterampilan itu sendiri disinggung dalam pengakuan Santo Agustinus: bahasa Latin: ...legere et scribere et numerare discitur 'belajar membaca, menulis, dan menghitung'.

Frasa ini terkadang dikaitkan dengan pidato yang diberikan oleh Sir William Curtis sekitar tahun 1807: hal ini masih dipertikaikan.

Versi modern lanjutan dari calistung atau tiga M (bahasa Inggris: the three Rs) terdiri atas "keterampilan fungsional literasi (melek huruf), numerasi (melek angka), dan TIK".

Pendidik Amerika Louis P. Bénézet lebih memilih to read (membaca), to reason (menalar), to recite (membacakan) dan menambahkan, "dengan membacakan saya tidak bermaksud membalas kata demi kata kata-kata guru atau buku teks. Yang saya maksud adalah menuturkan bahasa Inggris."

Metode Shinix

Lembaga Les Privat One Shine Edu (OSE), yang berlokasi di Jatikramat, Kota Bekasi, meluncurkan program terbarunya, Shinix.

Shinix adalah sebuah program les privat khusus membaca, menulis, berhitung (Calistung).

Artinya, les privat Shinix di OSE menggunakan metode inovatif Phoenix atau Fonik.

Program ini digagas langsung oleh Rifone Afrizal, CEO OSE.

Menurut Rifone Afrizal, Senin (9/9/2024), Shinix dirancang untuk membantu anak-anak usia dini menguasai keterampilan dasar Calistung dengan lebih cepat, tepat, dan menyenangkan.

"Program ini dirancang khusus untuk meningkatkan kemampuan membaca, menulis, dan berhitung (calistung) pada anak-anak usia dini dengan menggunakan metode pembelajaran fonik yang inovatif." katanya.

Dengan menggunakan pendekatan Fonik, kata Rifone Afrizal, anak-anak dilatih mengenali huruf dan bunyi secara sistematis.

Sehingga, lanjutnya, mereka dapat menggabungkannya menjadi kata-kata yang dapat dibaca.

"Metode ini terbukti efektif dalam membantu anak-anak meningkatkan kemampuan literasi sejak dini, yang pada gilirannya membantu mereka meraih kesuksesan di dunia akademis." jelasnya.

Visi Program Shinix

Rifone mengaku apabila program Shinix tersebut memang bertujuan untuk mempersiapkan anak-anak Indonesia memasuki era Indonesia Emas.

Maka, ia berharap program Shinix dapat menjadi solusi bagi para orang tua yang ingin memberikan pendidikan terbaik bagi anak-anak mereka.

Dengan semakin banyaknya anak Indonesia yang menguasai kemampuan calistung sejak dini, diharapkan dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia dan mewujudkan Indonesia Emas.

"Kami percaya bahwa pendidikan dasar yang kuat, terutama dalam hal literasi, sangat penting untuk masa depan anak-anak bangsa."

"Melalui program Shinix, kami ingin berkontribusi nyata dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia dan mencetak generasi emas" tambahnya.

Keunggulan Shinix di One Shine Edu

Metode Fonik atau Phoenix yang diterapkan dalam program Shinix adalah pendekatan pengajaran membaca yang fokus pada hubungan antara huruf dan bunyi.

Anak-anak belajar mengenali huruf, memahami bagaimana bunyinya, dan menggabungkannya menjadi kata.

Hal ini tidak hanya meningkatkan kemampuan membaca, tetapi juga membuat mereka lebih percaya diri dalam berbicara dan memahami bahasa.

Berikut keunggulan utama metode Fonik dalam program Shinix:

1). Pembelajaran Lebih Efektif: Anak-anak belajar membaca dengan cepat dan memahami kata-kata secara menyeluruh.

2). Meningkatkan Minat Baca: Metode ini merangsang anak-anak untuk lebih mencintai kegiatan membaca.

3). Mengembangkan Keterampilan Kognitif: Selain membaca, anak-anak juga dilatih untuk berpikir kritis dan logis melalui latihan pengenalan huruf dan bunyi.

4). Persiapan Menuju Indonesia Emas: Dengan kemampuan Calistung yang solid, anak-anak siap untuk menghadapi tantangan di tingkat pendidikan yang lebih tinggi.

5). Teruji Efektif: Shinix menggunakan metode pembelajaran fonik yang sudah teruji efektif dalam meningkatkan kemampuan membaca dan menulis anak.

6). Materi Menarik dan Interaktif: Materi pembelajaran yang disajikan dalam program Shinix dirancang dengan menarik dan interaktif sehingga anak-anak tidak mudah bosan.

7). Pendidik Profesional: Program ini dibimbing oleh pendidik yang berpengalaman dan berkompeten di bidang pendidikan anak usia dini.

8). Evaluasi Berkala: Progres belajar anak akan dievaluasi secara berkala untuk memastikan keberhasilan program.

Dengan memperkuat keterampilan dasar seperti membaca, menulis, dan berhitung, lanjut Rifone, anak-anak diharapkan dapat mengembangkan potensi maksimal mereka untuk meraih kesuksesan di berbagai bidang di masa depan.

"Kami sangat optimis bahwa program Shinix dapat berkontribusi dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Dengan metode yang tepat dan tim pengajar yang berdedikasi, kami yakin anak-anak akan mendapatkan manfaat yang signifikan" tutupnya.

One Shine Edu adalah lembaga les privat yang berpengalaman dalam memberikan pelayanan pendidikan berkualitas tinggi bagi anak-anak dan remaja di berbagai jenjang.

Dengan komitmen pada inovasi pendidikan, One Shine Edu terus berusaha untuk menyediakan program-program yang relevan dan berkualitas untuk membantu setiap anak mencapai potensi terbaik mereka.

Shinix by One Shine Edu, adalah solusi tepat untuk mengasah kemampuan membaca, menulis, dan berhitung anak Anda.

Untuk informasi lebih lanjut tentang program Shinix, kunjungi website resminya di www.oneshineedu.com atau dengan menghubungi +6281389851615 (WhatsApp) dan email oneshineeduconsultant@gmail.com.

(OSE)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *